Skip to main content

Prakata dari Saya, Shima Perwira

Photo by Quino Al on Unsplash

Bismillah,

Kenalin saya Shima Perwira, penulis dari blog ini. Akhirnya setelah melewati banyak sekali tahapan proses dalam hidup saya memberanikan diri menamai blog dengan nama sendiri. Satu-persatu hal yang menghalangi saya untuk membuat blog ini sudah selesai. Proud of my self. Thanks Allah.

Baca: UMMAROOM, Sebuah Alasan

Dalam blog ini saya akan menulis tentang Komunikasi, baik ilmu/ teorinya, pengalaman saya ketika melakukan praktik komunikasi, pekerjaan saya di bidang komunikasi, tips dan trik a la saya dan banyak hal lain. Atas ketertarikan tersebut maka dengan percaya diri saya menisbatkan diri sebagai Communication Enthusiast.

Kenapa menulis tentang ini? Jawabannya semudah karena saya ingin mengikat ilmu dengan tulisan. Melalui tulisan saya bisa kembali belajar hal yang mungkin belum sempurna saya dapatkan ketika di bangku kuliah (secara teori). Merangsang ingatan saya akan ilmu ini. Berbagi dengan memberikan kebermanfaatan melalui tulisan dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti.

Komunikasi Merupakan Life Esential Skill 

Bagi saya ilmu komunikasi adalah hal paling mendasar yang perlu dipelajari sedari kecil. Dengan berkomunikasi kita bisa menyampaikan isi hati dan pikiran kita kepada orang lain. Ketika bayi kita berkomunikasi dengan orang tua dan sekitar dengan cara menangis, ketika beranjak besar kita mulai meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan mengeluarkan sepatah dua patah kata.

Begitu seterusnya seiring bertambahnya usia dan pengalaman yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar di mana komunikasi tidak lagi hanya dilakukan dengan lisan kita tetapi bisa juga disampaikan melalui tulisan, gestur tubuh, simbol, gambar dan lain sebagainya.

Komunikasi Bukan Milik Public Speaker atau Master of Ceremony

Ada hal menarik ketika saya berbicara tentang komunikasi. Top of mind orang selalu mengaitkan dengan dua hal, yaitu Public Speaker maupun Master of Ceremony. Ini tidak salah namun bagi saya terlalu sempit jika hanya mengaitkan komunikasi dengan dua hal ini. Komunikasi bukan hanya milik kedua pekerjaan itu saja, semua pekerjaan membutuhkan komunikasi sebagai sarana mencapai tujuan.

Jangankan pekerjaan, setiap lini kegiatan kita juga menggunakan komunikasi bukan? Bayangkan bila kita tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain, apa yang akan terjadi? Kita tidak akan pernah dianggap ada. Jika Discartes berpendapat bahwa "Aku berpikir maka aku ada". Maka saya akan memplesetkannya menjadi..

Aku berkomunikasi maka aku ada






Comments